as

Thursday 21 February 2013

Printer Tidak Dapat Menarik Kertas

Printer inkjet merk Canon setelah sekian lama dipakai atau terlalu sering digunakan tanpa melihat kemampuan dari printer tersebut, dapat menyebabkan kerusakan pada printer salah satunya adalah printer tidak dapat menarik kertas.

Berikut beberapa penyebab printer Canon tidak mau menarik kertas dan cara mengatasinya:

 1. As roll penarik kertas patah 
Karena As penarik kertas patah, maka printer menarik kertasnya menjadi tidak sempurna atau miring atau kertas masuk semua atau bahkan tidak mau menarik kertas. As tersebut terbuat dari plastik dan rawan patah. Bagian ini bisa sobat temukan seperti gambar disamping. 
Kalau mau bongkar sendiri sangatlah mudah cuma perlu waktu 15 sampai 30 menit, dengan syarat kamu sudah punya pengganti untuk roll yang patah, bisa bongkar printer lama yang udah tidak terpakai, dan pasang ke printer yang patah. Atau bisa juga diakali dengan mengganti As yang patah dengan sekrup yang ukurannya sesuai dengan ukuran As tersebut, kemudian kepala sekrup dipotong pakai tang. Tapi kalau sobat tidak menguasai bongkar pasang printer, dan tidak bisa mengganti sendiri serahkan saja ke service.


2. Media yang dicetak licin
Apabila mencetak dengan media licin seperti kertas Double Side Mate /Inkjet kira-kira sampai hitungan 10 sampai 30 lembar, printer sudah susah menarik kertas, cara mengatasinya adalah sediakan air secukupnya, pada saat printer sudah tidak bisa menarik lagi usapkan air pada karet penarik kertas sambil putar sampai terasa kesat. Coba print lagi, Insya Allah lancar dan ulangi setiap macet.


3. Ada benda asing masuk dalam roll printer 
Ini kadang membuat pusing karena letaknya di dalam jadi bingung kenapa printer ngadat. Cara mudahnya adalah membersihkan roll dalam dengan memprint kertas yang agak tebal misal karton kira-kira 130 sampai 250 gram. Lakukan perintah printer misal pilih Properties, Maintenance dan pilih Bottom Plate Cleaning, OK.
 

Kalau ada hal-hal lain diluar kemampuan silahkan datangi service center nya saja, Semoga bermanfaat.

Read more: http://www.tadungkung.com/2011/07/printer-canon-tidak-dapat-menarik.html#ixzz2LatIO5wG

Monday 18 February 2013

Oleh Martin Zwilling | Forbes

Kata “risiko” memang memiliki pengertian negatif bagi sebagian orang. Tetapi, berani mengambil risiko dalam bisnis tidaklah sama dengan menjadi orang yang sembrono. Justru pengusaha sejati akan memandang risiko sebagai sesuatu yang positif dan penuh tantangan. Mereka akan mengantisipasi hal-hal tak terduga demi mendapatkan untung besar.

Saya menemukan ringkasan hebat mengenai strategi kunci yang digunakan, lengkap dengan cerita kehidupannya, dalam buku yang berjudul “The Risk Takers”, karya Renee dan Don Martin. Berikut adalah daftar tersebut, disertai prioritas dan pendapat saya:

Monday 4 February 2013


Sebuah Renungan Bagi Kaum Wanita

Cerita ini membuat saya meneteskan air mata.

Berikut ceritanya :
Ditulis oleh Fitri Kurnia Handayani
Bismillah..
Semoga bisa diambil manfaatnya oleh saudari-saudari muslimahku..
(KISAH)

Sore itu,, menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar.. seorang akhwat datang, tersenyum dan duduk disampingku, mengucapkan salam, sambil berkenalan dan sampai pula pada pertanyaan itu. “anty sudah menikah?”. “Belum mbak”, jawabku. Kemudian akhwat itu bertanya lagi “kenapa?” hanya bisa ku jawab dengan senyuman.. ingin ku jawab karena masih kuliah, tapi rasanya itu bukan alasan.

“Mbak menunggu siapa?” aku mencoba bertanya. “nunggu suami” jawabnya. Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya
“Mbak kerja di mana?”, entahlah keyakinan apa yang meyakiniku bahwa mbak ini seorang pekerja, padahal setahu ku, akhwat-akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.
“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi” , jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.

“Kenapa?” tanyaku lagi.
Dia hanya tersenyum dan menjawab “karena inilah cara satu cara yang bisa membuat saya lebih hormat pada suami” jawabnya tegas.
Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya tersenyum.
Ukhty, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah akan didatangi oleh ikhwan yang sangat mencintai akhirat.
“Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari, es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya.
Waktu itu jam 7 malam, suami baru menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Saya capek sekali ukhty. Saat itu juga suami masuk angin dan kepalanya pusing. Dan parahnya saya juga lagi pusing . Suami minta diambilkan air minum, tapi saya malah berkata, “abi, umi pusing nih, ambil sendiri lah”.