as

Wednesday 15 August 2012

Metode Black Box Testing dan White Box Testing ?



Ane tadi barusan kunsul program, antrinya lama banar buat menghadap dosen pembimbing, , , eh setelah giliran ane maju, ane kunsulnya seperti kilat langsung disuruh lagi melakukan pengujian dengan Metode Black Box atau dengan metode White Box. Sumpah ane sempat bingung, mau di apain lagi ne program. Dengan muka sedikit tertunduk lesu ( Bukan karena STRESS tp LAPERR  ane puasa gan, wkwkwkw ) ane keluar dari ruangan pembimbing, diluar kawan kawan ane sudah siap memberikan p3k kepada ane, ane cerita tu sama mereka, setelah tanya - tanya dan diskusi yg alot sama temen ane iqu tjg and kiamat in the geng, langsung ane mendapatkan suatu pencerahan, haaaa

itu lah kisah aku hari ini. Tunggu aku next time pa dosen pembimbing . . . . !

bagi teman - teman yang belum tau mengenai Metode Black Box atau White Box, ne ane sudah Copas kan dari temuan ane di amang Google,






Pengujian perangkat lunak adalah elemen kritis dari jaminan kualitas suatu perangkat lunak dan merepresentasikan spesifikasi, desain dan pengkodeannya. Pada dasarnya, pengujian merupakan satu langkah dalam proses rekayasa perangkat lunak yang dapat dianggap sebagai hal yang merusak daripada membangun. Berikut ini adalah metode pengujian perangkat lunak yang sering digunakan:

A. BLACK BOX TESTING
Black-box testing adalah metode pengujian perangkat lunak yang tes fungsionalitas dari aplikasi yang bertentangan dengan struktur internal atau kerja. Ujicoba blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya :
  • Fungsi-fungsi yang salah atau hilang,
  • Kesalahan interface,
  • Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal,
  • Kesalahan performa.
B. WHITE BOX TESTING
White Box Testing merupakan perancangan test case yang menggunakan struktur kontrol dari perancangan prosedural untuk mendapatkan test case. Testing ini meliputi testing logika, kondisi, pengulangan atau blok statement, testing pada sebagian atau seluruh bagian program.
Jadi, dapat disimpulkan :
Pengujian dengan metode Black Box lebih mudah dilakukan karena penguji hanya mencari kesalahan dari program yang telah dibuat seperti kesalahan fungsi, interface, struktur data, dan performa (kesalahan fisik/ kesalahan yang masih terlihat). Sedangkan untuk pengujian dengan metode White Box penguji diharapkan untuk melakukan test terhadap hal-hal kecil tetapi sangat berpengaruh seperti: logika, kondisi, pengulangan atau blok statement, testing pada sebagian atau bahkan seluruh bagian program. Kedua metode pengujian perangkat lunak ini dan implikasinya sangatlah penting untuk dilakukan karena mengacu pada kualitas perangkat lunak yang dihasilkan nantinya.
Contoh : silahkan download

No comments:

Post a Comment